
Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah (27/8/2022) Kedatangan tamu agung dari negeri seberang. Beliau adalah Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, Phd yang merupakan Rois Surya PCI NU Australia dan Selandia Baru. Selain itu, beliau merupakan satu-satunya warga negera Indonesia yang menjadi dosen tetap di Monash University.
“Kita patut bangga, bahwa ada santri yang memiliki karir internasional. Memberikan banyak kontribusi, memberikan manfaat kepada banyak pihak, serta pada malam hari ini beliau akan memberikan inspirasi baru bagi kita semua, karena apa yang sudah dicapai oleh beliau bukanlah hal mudah.Kedepan kita membutuhkan 1000 Prof Nadirsyah, dan yang 900 kami harap dari santri Bayt Al-Hikmah. ”Ujar Gus H Ahmad Taufik saat membuka acara
Santri hari ini akan menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan. Tentu, belajar dari Prof Nadirsyah adalah hal yang sangat penting. Tanggung jawab sejarah islam ada di pundak para santri. Oleh sebab itu, perintah iqro’ menjadi hal yang utama, dan harus diimplementasikan sehari-hari, sehingga peradaban santri dapat diraih kembali melalui ilmu pengetahuan.
Sebagai seorang yang memiliki karir internasional, ada bebrapa resep yang beliau sampaikan.
- Ridlo Orang Tua adalah Utama
Berkat ridlo ibu, Prof Nadir dalam waktu bersamaan mendapatkan dua beasiswa semasa studi lanjut S3. Pertama di Australia dan kedua di Singapura dalam waktu bersamaan. Ibu Prof Nadir, kala itu sedang sakit kangker dan butuh beroba ke singapura. Lantas, Ibu beliau menyampaikan untuk S3 lebih baik lanjut ke Singapura, agar sang ibu bisa tinggal lebih lama di Singapura. Namun, berbeda dengan keinginan Prof Nadir yang ingin ke Australia. Berkat Rahmat Allah, beliau dalam waktu bersamaan mampu menjalani proses s3 di dua negara yang berbeda
- Memiliki Daftar Kegiatan Harian
Manajemen waktu dalam kegiatan yang sangat padat diperlukan agar aktivitas berjalan dengan baik. Prof Nadirsyah memiliki kebiasan perlu dicontoh. Diantaranya adalah belajar dengan target. Setiap subuh beliau selalu menuliskan daftar kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini, dan menceklisnya pada waktu Isya. Sehingga beliau, selalu rapi dalam berkegiatan
- Belajar dengan Target.
Kebiasaan beliau selanjutnya adalah memberikan target membaca apapaun sebanyak 150 halaman. Baik itu buku, artikel jurnal, atau apapun yang bisa dibaca. Sehingga aplikasi wahyu pertama kepada Nabi Muhammad yaitu Iqro, selalu beliau rutinkan.
- Jangan Merasa Puas dalam Mencari Ilmu
Nabi, mengajarkan doa agar kita selalu menambah ilmu. Ada karakter rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu adalah penting. Jangan pernah puas dengan ilmu yang didapatkan. Bukan hitungan waktu lama yang menentukan menuntut ilmu, namun juga harus mempertimbangkan seberapa besar kulaitas orang dalam menuntut ilmu.
Video Terkait :